Kamis, 06 Desember 2007

Cinta

Kau memang indah
Namun menyakitkan
Membunuh secara perlahan
Menggerogoti hati
Namun tanpa kau
Kami tidak dapat bersama
Dan mengenal keindahan
Saat kebersamaan
Tanpa kau kami tak mengerti
Berta indahnya jatuh cinta
Mewarnai hati yang bahagia Bersama orang yang dicintai

Warna Warni Kehidupan


Sejak kita dilahirkan
Kita mempunyai misi
Yang harus kita gapai
Dan diraih sekuat mungkin
Dalam hidup perlu ada warna
Yang mewarnai kehidupan
Untuk menjadikan indah
Dalam menjalaninya
Warna itu bisa cinta
Dan juga ibadah
Yang harus saling beriringan
Dalam satu garis kehidupan

Kekuatan Cinta

Kadang cinta berakhir bahagia
Dan juga beakhir sengsara
Dan membutakan jiwa
Namun cinta bukanlah mainan
Yang begitu saja dilupakan
Dan begitu mudah dihapuskan
Dalam hati dan pikiran
Tapi cinta adalah memory
Yang harus dipertahankan
Dan diabaikan
Sebagai ...
Kekuatan cinta yang sejati

Keindahan Melati

Warnamu begitu anggun
Hingga memberi kesucian
Yang muncul di dirimu
Dalam keindahan
Warnamu yang putih
Memberi senyuman
Menentramkan kalbu
Hingga meneteskan air mata
Kau melati ku
Yang terangi hatiku
Menebarkan keharuman jiwa
Dengan keindahan
Yang terpancar di dirimu

Mawar Hati

Kau sekuntum bunga
Yang indah dipekarangan hati
Mewarnai kebahagiaan
Mendalam dalam diri
Kedang kala kau berwarna merah
Yang memberikan kegembiraan
Kadang kala kau berwarna putih
Yang meberi kesediahan
Dan kau berubah hitam
Memberi penderitaan
Dalam hati yang sepi
Menjadi warna – warni diri

Kau lah Cinta Hatiku

Kau hadir mengisi mimpi
Membuatkan ku terlelap
Membangkitkan semangat
Kehidupan yang sunyi
Meski kita sendiri
Dan tak lagi bersama
Seperti dulu kala
Bahagia bersama
Aku bangga padamu
Dengan sejuta cinta dihatiku
Utnuk mengenang cintamu
Hadir didalam hatiku

Bidadari Setiaku

Kau lah pelita hatiku
Yang memberi ku semangat
Dengan angan dan cintamu
Yang lekang dihatiku
Meski kita tak sama-sama lagi
Hati kita selalu bersama
Mengenang indahnya
Kebersamaan dulu
Kau lah bidadari ku
Yang hadir dalam diriku
Dengan kesetiaan yang ada Untuk selalu menyayangi

Hatiku Hatimu

Disaat kesepain datang
Sunyilah diriku
Membuatku terdiam
Dengan kebimbangan
Disaat ku sendiri
Kau pun sendiri
Penuh kebimbangan
Dihatiku dan hatimu
Saat kita jauh
Seakan tak kembali
Tapi hati ini
Kan selalu menanti

Kekuatan Hati

Sedalam samudra yang terbentang
Setinggi langit yang terlihat
Dan setajam pisau yang terasa
Semua takkan mampu
Menghilangkan sebuah rasa
Cinta dari hatkku kepadamu
Meski jantungku tak berdetak lagi

Samudra Langit

Sedalam samudra yang terbentang
Setinggi langit yang terlihat
Dan setajam pisau yang terasa
Semua takkan mampu
Menghilangkan sebuah rasa
Cinta dari hatkku kepadamu
Meski jantungku tak berdetak lagi

Perasaan Yang Kusam

Dalam diamku bersedih
Dalam tawaku menangis
Mengisi seluruh raga
Membakar semangat
Ingin rasanya kubuang
Rasa yang selalu pergi
Tinggalkan yang ada
Menghantui perasaanku
Saat semua kembali
Ku merasa sepi
Dengan semua kesendirian
Menutupi kusamnya hati

Tersenyum

Ketika ku rindu kamu
Ku lihat ke angkasa raya
Ketika ku kangen kamu
Ku lihat bintang-bintang berkilauan
Saat itu ....
Kulihat senyummu diantara bintang-bintang
Bulan bersinar pancarkan cahayanya
Tuk mengantar angin bertiup
Membawa rinduku padamu

Yang Sempurna

Secantik bidadari
Seindah cahaya sang rembulan
Itu lah sesosok yang ada
Didalam bayanganmu
Kusebut namamu
Semakin jelas kau hadir
Saat ini dan seterusnya
Hanya kau lah
Yang sempurna bagiku

Keabadian Cinta

Disaat cinta berkata
Kemana saja kau ?
Dan hendak kemana ?
Kau pergi ...
Saat cinta berpaling
Kembalilah bangkit
Mengepakkan sayap
Meneduhi cinta
Cinta memang suram
Namun akhir
Kebahagiaan hidup
Adalah keindaham cinta

Akhir Keindahan Cinta

Disaat cinta berkata
Kemana saja kau ?
Dan hendak kemana ?
Kau pergi ...
Saat cinta berpaling
Kembalilah bangkit
Mengepakkan sayap
Meneduhi cinta
Cinta memang suram
Namun akhir
Kebahagiaan hidup
Adalah keindaham cinta

Keabadian Cinta

Cinta adalah memory keindahan
Mengisi kekosongan hati
Yang indah seperti pelangi
Menebarkan warna – warni
Kala cinta hilang
Semua jadi gersang
Membakar semua angan
Tertanam dihati
Namun cinta tetep bersemi
Dalam hati dan sanubari
Untuk menunggu arti
Sebuah keabadian cinta sejati

Keputus Asaan

Putus asa memang unik
Dengan semua kebimbangan
Yang selama ini dirasakan
Menjadi beban dihati
Namun putus asa
Bukan lah akhir segalanya
Yang dapat membuat kita terjatuh
Dalam kata bersalah
Namun putus asa
Harus kita cermati dan nikmati
Menjadi sebuah kebahagiaan
Yang menyelimuti keindahan

Hati Yang Bisu

Tersambut memori
Menusuk hati yang sepi
Mengubur semua kenangan
Membisu dan tersipu
Pernah ku berharap
Untuk dapat bicara
Kepada hati yang bisu
Yang tak mampu berkata
Mengalir dalam air mata
Namun hanya hayal
Yang terbungkam dalam mimpi
Menghempaskan kesunyian dihati

Rindu Bidadari

Dalam kelamnya malam
Kurindukan bidadari
Yang temani hari-hariku
Merasuk kedalam jiwaku
Menghiasi mimpiku
Tersa galau kurasakan
Saat ia lupakanku
Inginku bersandar
Dalam lelahnya hidup
Untuk selalu bersama
Mewarnai indahnya mimpi

Mimpi Yang Sempurna

Di dinginnya sang malam
Membuatku tertidur lelap
Membayangkan keindahan malam
Merasuk dalam hayal mimpi
Dilelapnya tidurku
Ku bermimpi indah
Membuat kesempurnaan malam
Menghadirkan keindahan malam
Dalam mimpiku yang indah
Ku temukan cahaya hati
Yang terpancar dihati
Sang bidadari mimpi

Gadisku

Kau yang selalu ku sayang
Kau yang selalu ku cintai
Ternyata kau main-main dg yang lain
Perih hatiku tergores karenamu
Akan kah dapat ku hapus
Semua dalam pikiran, hati dan jiwaku
Tuk sekian kali ku jatuh
Namun kali ini ku galau
Akan semua tingkahnya
Yang membuat hati ku merana
Dalam penantian kau kembali

Hati Yang Bahagia

Dulu hatiku gelisah
Dengan segala kebimbangan
Yang merasuk dalam hati
Membuyarkan pikiranku
Kini hatiku berseri
Saat ia beri kan kabar
Hingga membuatku tersenyum
Dengan segala kegembiraan
Sekarang aku senang
Dengan hati yang bahagia
Tuk menghapus semua lara
Yang ada dihatiku

Kepergian Sang Cinta

Disaat ku sangat membutuhkannya
Disaat ku merindukannya
Dia pergi ...
Tinggalkan semua yang ada
Disaat ku benar-benar sayang
Dia lupakanku begitu saja
Dengan segala kekecewaan
Didalam hatiku
Aku tak tau lagi
Apa yang harus ku lakukan
Dan apa yang harus ku perbuat
Untuk melihat dirinya lagi

Yang Tak Pasti

Semua telah pergi
Tinggalkan duri yang tajam
Meski aku coba tuk singkirkan
Tetap saja duri itu bertambah
Kini hanya bukan dia
Tetapi sahabatku juga
Telah menabarkan duri
Yang tajam itu dihatiku

Kamis, 22 November 2007

Navisah

Kau yang terindah di jiwaku
Kau kenangan hatiku
Yang tak mampu kulupakan
Dan tak dapat ku hapuskan
Namamu begitu lekang di otakku
Mengisi kata-kata sanubari
Mengembun dalam batin
Terkubur dalam kesunyian
Navisah kau memang anggun
Dengan segala pesonamu
Memancarkan pelita
Menerangi indahnya jiwaku

Minggu, 21 Oktober 2007

Berakhir Keindahan

Rasanya telah usai
Semua jalan ceritaku
Yang dulu bercahaya dengan semangat
Kini telah lumpuh terbawa arus
Dalam tajamnya duri
Dan derasnya air mata
Yang merobek semangat dalam diri
Mengahancurkan angan
Yang tak pernah pasti

Kau adalah cahaya kegelapan

Kau adalah cahaya kegelapan
Yang menerangi sang malam
Kau adalah pernak-pernik
Digelapnya rembulan
Kau bagaikan bintang
Yang berkedip saat memandang
Keindangan sang malam
Meski kau kecil
Tapi cahayamu
Dapat menghangatkan
Dinginnya udara malam

Pedih Yang Ku Rasakan

Serasa risih membayangi
Membungkam sepi
Dalam bayang dan mimpi
Menghapus raut pelangi
Saat sunyi menghampiri
Serasa pedih yanga ada
Yang kini terasa
Dalam hati yang luka
Sepi ini telah membara
Membakar semua jiwa
Menghapus cahaya mata
Membungkam kesedihan
Terlinang kekecewaan

Cinta Yang Pergi

Dulu pesona itu sangat magis
Memberi warna keceriaan
Kini hilang sudah kemanisan
Membuyarkan angan cinta
Yang telah pergi
Sekarang hanya hayal
Dalam pikiran dan angan
Tuk berharap
Cinta itu kembali
Namun tiada dayaku
Tuk selalu berfikir
Cinta yang pergi
Dapat kembali ku genggam

Ratapan Yang Berakhir

Tika ia telah hadir
Menemani semua langkahku
Yang menjadi semangat hidupku
Dalam menggapai citaku
Saat ia pergi
Usai sudahlah harapku
Tuk mengakhiri impianku
Bersama dirinya
Kini tinggal usang
Dan angan yang ada
Membabi buta
Dalam hayal pikiranku

Rabu, 17 Oktober 2007

Lika-liku Hati

Gejolak hati berdebar
Seakan mengakhiri langkahku
Bertepi dalam hayal membahu
Separuh jiwa bernafas
Menanti bunga kejora
Menepikan keharuman
Pesona buayan Hati sang pujangga

Kesunyian Malam

Disepinya sang malam
Kulihat rembulan yang bersinar
Menerangi kegelisahan jiwa ini
Diredupnya sang bulan
Kutemukan cahaya dalam dirimu
Menerangi keredupan dihatiku
Mengisi kebisingan pikiranku
Dalam lelahnya malam

Bintangku

Bintang terangku
Kapan kau bercahaya lagi
Dalam hatiku
Atau kah kau akan menghilang
Selamanya tertelan malam
Yang kini redupnya kurasakan
Hanya sisa tetes yang ada
Membuatku selalu tersenyum
Menatap malam yang gelap

Peri Cintaku

Andai kau tau
Aku sangat menyayangimu
Jika kau mengerti
Bahwa aku sunggunh mencintaimu
Namun kau tak mengerti
Apa yang kurasakan
Ketika kau bersamanya
Hanya karna orang tua
Aku tak sanggup ...
Melihat peri cintaku
Bersama orang lain Yang menjadi pilihan orang tua

Hati yang Gersang

Hatiku serasa perih
Seakan tertusuk-tusuk
Hingga aku tak merasakan
Bahwa hatiku sakit
Kebimbangan ini datang
Seolah-olah menghantuiku
Menutup semua jalanku
Termasuk masa depanku
Hatiku telah hilang
Gersang terbakar amarah
Melukai perasaanku Yang kini kurasakan

Cahayaku

Kau adalah penarang jiwa
Dimana redupnya hatiku
Kau adalah bintangku
Yang memberikan cahaya
Dalam kesendirianku
Kau pelita dalam kesedihanku
Kau cahayaku
Yang terang benderang
Mengisi kalbu

Peri Kertas

Dalam kebisingan kota
Yang porak - poranda
Tak lagi terkendali
Walau tetesan air mata
Dikebisingan kota
Yang usang ini
Ku nanti sang peri
Menulis pada sebuah kertas
Dalam kebahagiaan
Disecarik kertas
Ku panggil namanya
Wahai peri kertasku
Kembalilah kesisiku
Temani hari-hari
Indah bersamamu

Hilangnya Hati ini

Serasa sunyi menyilaukan
Menghapus sejuta kehangatan
Merasuk kedalam jiwa
Membisu dalam rasa
Aku merasa risih
Dengan sejuta kebimbangan
Menyatu dalam hati
Membusuk dalam diri
Kini ku sendiri
Menjalani hari-hari
Yang kian sepi kian pergiMenghilangkan hati ku selamanya

Pernak – Pernik Kebisingan

Saat semua itu telah tiada
Mengubur semua kenangan
Yang selama ini menemani
Dalam kesendirian dan kebimbangan
Ketika pernik itu pergi
Seakan hilang keindahan
Yang selalu hadir
Dalam suka dan duka
Akankah pernik itu kembali
Mengisi kebisingan hati
Yang telah lama hilang
Dalam kebersamaan

Rabu, 10 Oktober 2007

"Kesendirian Hati"

Hati ini serasa gurau
Seakan menggelapi jiwaku
Menutup semua gejolak jiwa
Yang tak mengerti adanya
Sesosok bayang menghampiri
Mengisi relung dihari
Yang menghiasi sepi
Menutup aroma pelangi
Kala waktu tiba
Hati ini serasa risih
Dengan kesendirian
Yang membungkam dihati

Minggu, 12 Agustus 2007

Sendiri Disini

Serasa sepi dan sunyi
Ketika tak ada dirinya
Membuat suasana kelabu
Sekian hari bersama
Serasa risau ketika …
Dia disampingku
Membuat ku takut
Akan kehilangan
Namun semua akan terjadi
Yang mengungkap kesendirian
Dihati maupun disini
Bersama mentari pagi

Kesedihan

Terkadang semua terasa indah
Damai dan bahagia
Yang mewarnai kehidupan
Dengan sejuta kenangan
Namun tidaklah itu indah
Tanpa adanya kebahagiaan
Yang menghapus kesedihan
Dalam hati dan sanubari
Sedih datang mengubur kenangan
Kenangan hilang terbawa kesedihan
Menyelimuti kepiluan hati
Bersatu dalam diri

Peri Pagiku

Disaat ku tertidur lelap
Nan memimpikan
Kenangan indah
Tersentak ku terbangun
Dalam alam sadarku
Membungkam bayangan membisu
Memecahkan kalbu
Menanti sang peri pagi hadir
Dalam mimpi indahku
Sebagai memori kegelisahan hati
Memikirkan keajaiban datang
Menemani kesedihan hati

Sahabatku Pelitaku

Kau hadir dalam kesedihanku
Disaat ku tak dapat membendung
Air mata hatiku
Kau menghapus kepiluan Jiwaku
Kau ada saat ku sedih
Kau dukung saatku bahagia
Kau adalah sebagian cahayaku
Yang menerangi redupnya kalbu
Ku ingin kau selalu ada
Dalam suka dan duka
Mengisi kekosongan
Dalam kehidupanku

Sakitnya Hati Ini

Serasa bisu meyelimuti
Saat dia bersamanya
Membungkam rasa ini
Ketika ia didekatnya
Amarahku meluap
Ketika ia kupanggil
Tak menolehkan mukanya
Dan tetap ada disampingnya
Seakan ku ingin kumaki-maki
Diriku ini …
Yang tak berkutik
Ketika melihat dia bersamanya

Hati Yang Perih

Serasa terobek jiwa ini
Melihat semua itu
Seakan mencaci maki
Dan menusuk ragaku
Entah ini kebencian
Atau hanya rasa cemburu
Yang kini kurasakan
Didalam jiwa riangku
Seandainya dia tahu
Kalo aku pun sayang
Dengan segala kepiluan
Yang merobek – robek
Perihnya hatiku
Dengan sejuta emosi

Redupnya hatiku

Baru kurasakan kebahagiaan
Yang tak pernah kudapatkan
Selama hidupku
Bersama redupnya jiwa
Kini telah hilang
Meredup pelita jiwa
Menghapus kesenjaan
Sang bidadari senja
Akankah ada cahaya terang
Yang membangkitkan
Redupnya hatiku
Yang kini kurasakan

Sayap Sayap Yang Hilang

Terusik dalam tidur mimpiku
Seakan merontak jiwaku
Mengubur semua angan
Memejamkan kata rindu
Setarik kata bicara
Menghapus aroma luka
Yang kian lama Kian lebar
Sayap – sayap itu lepas
Terbang terbawa angin
Yang tertiup kencang
Menjadi sebuah kehilangan

Sirnah

Dulu hati ini bahagia
Dengan sejuta senyum
Menebarkan keharuman
Dalam angan jiwa
Sekarang hati ini galau
Dengan semua kebimbangan
Meresap menyatu dihati
Menyiksa batin hati
Kini telah hilang semua
Harap dan anganku
Sirnah terhapus masa

Dihati dan jiwa

Kamis, 09 Agustus 2007

Kebimbangan Sesaat

Ku merasa risau
Dan bimbang menyelimuti
Seakan tertusuk duri
Merasuk dalam pikiran hati
Inginku menangis
Dan berteriak sekuatnya
Namun ku tak bisa
Melakukan semua itu
Bimbang memang bimbang
Namun terkubur dalam mimpi
Menjadi ....
Sejuta rasa risih dihati

Kepedihan

Sedih yang membabi buta
Seakan menghilangkan rasa
Dalam jiwa dan hati
Yang selalu mengikuti
Bimbangnya rasa ini
Mengubur anugrah hati
Memecahkan cahaya hati
Menyambut duri yang berseri
Padih kurasakan
Kepiluan yang ada
Menusuk-nusuk jiwa
Yang selalu ada selamanya

Samudra Langit

Jiwa yang tenang menghiasi
Nenebarkan sejuta keindahan
Yang menyelimuti rasa jiwa
Yang kini membahu diri
Berbaur jiwa langkah
Menghempas samudra langit
Yang menerpa diri sejati
Mengembangkan kenangan mimpi
Terukir senyum berbicara
Seakan menussuk rasa hati
Menusuk rasa sejati
Mengukir kenangan di hati

Cinta Yang Hilang

Kala hati berbicara
Raut wajah berseri-seri
Menggambarkan Pesona jiwa
Indah dan berlian
Kala hati terdiam
Mata pun berbinar
Meneteskan sejuta air mata
Membasahi relung hati
Kala cinta pergi menghilang
Hilang pulalah persona jiwa
Dan sejuta kata mesra
Terkubur dalam angan cinta

Kau

Kau memang cantik
Kau menarik ....
Namun apalah semua itu
Tanpa rupa dan bayangan
Kau memang anggun
Kau memang mempesona
Namun apalah semua
Hanya tinggal kenangan
Andai kau sekumtum bunga
Kan ku petik dan kusimpan
Dan kutanam dalam hati
Untuk mengenang dirimu

Mawar Berduri

Taukah kamu apa itu mawar
Mawar adalah sekuntum bunga
Yang memberikan keharuman
Semerbak rasa jiwa
Taukah kamu mawar berduri
Mereka adalah keperihan hati
Yang tertusuk akan wanginya
Yang takkan terlupakan
Taukah kamu mawar itu indah
Namun tidak semua keindahan
Memberikan kebahagiaan
Bisa saja membawa penderitaan

Peri Hati

Kau hadir seperti kilat
Yang tak ada seorang pung tahu
Kau pergi seperti angin
Yang tak ada seorang pun tahu
Namun aku adalah manusia
Yang tak pernah percaya
Akan janji dan kata-kata
Yang setiap hari terucap
Dalam bisingku kau bahagia
Dalam bimbangku kau gembira
Yang menghancurkan hati
Menusuk sanubariku

Kesadaran Hati

Disatu sisi ku tertipu
Dan tersipu malu-malu
Seakan menyiksa batin
Menusuk raga hatiku
Mata mu melukiskan kata
Bibirmu menorehkan ucapan
Yang seakan menusuk jiwa
Perlahan tapi pasti
Kini ku sadar kau bukan milikku
Yang selalu ku tunggu
Akan pegertian hatimu
Untuk jadi milikku

Cahaya Pagi

Sebinar cahaya pagi
Memberi kehangatan
Dan inspirasi berpikir
Membelah cakrawala
Menghempaskan kesunyian
Menghilangkan kedinginan
Yang menyelimuti malam
Nan gelap dan hitam
Tersambut sesosok embun
Yang meninggalkan kesunyian
Yang menyelimuti
Keheningan sang pagi

Sahabat

Kau hadir dalam bimbangku
Kau pergi dalam bahagiaku
Kau datang dengan senyum
Dalam kebisingan hatiku
Dalam kebimbangan
Kau hadir memberi bahagia
Mengobati perasaanku yang kalut
Menenangkan jiwaku yang kelabu
Kau adalah kembang jiwaku
Pelita penerang jalanku
Yang mewarnai jiwa ragaku
Bercahaya terang benderang
Dalam kesunyian ...

Pagi Yang Indah

Tersentak ku bermimpi
Terbangun dan tersenyum
Menyambut sang fajar
Yang menyongsong hati
Terbinar cahaya menguning
Memancarkan cahaya
Memberi kehangatan
Dalam jiwa dan raga
Indah memang indah
Dan tak dapat terlukiskan
Dan dibayangkan
Tanpa merasakan ....

Kerinduan

Dulu kau hadir dengan senyum
Mewarnai seluruh jiwaku
Membentang luas dalam mimpi
Yang lelah akan mimpi
Kini kau pergi ....
Tinggalkan mimpi-mimpi
Tentang diriku ....
Dalam hatimu
Akankah kau kembali
Mewarnai jendela hati
Dalam lelahku menanti
Tuk selalu bersamamu
Untuk semalanya ....

Pelita Hati

Dulu ku merasa sedih
Dan tersisihkan
Akan kebimbangan
Yang selalu menyelimuti
Kini ku bahagia
Dan tertawa gembira
Akan pelita jiwa
Yang datang kembali
Memberi kehangatan
Dan kegembiraan
Yang menyinari kalbu
Ruang mimpi dan jiwaku

Belahan Jiwa

Kau adalah setetes embun
Yang memberi keheningan
Kau adalah sebutir padi
Yang memberi harapan
Kau adalah lampu pijar
Yang menerangi jalanku
Kau adalah Mutiara
Yang menyilaukanku
Kau adalah lembayu
Yang menghangatkan jiwa
Kau adalah belahan jiwaku
Yang mengisi ruang hati

Pelitaku

Kau adalah senyumku
Yang memberi sejuta harapan
Membagi ruang dan waktu
Melepas kegelisahan
Aku ingin kau jadi bintang
Yang menghiasi malamku
Aku ingin kau jadi Matahari
Yang menyinari siangku
Aku ingin kau jadi pelitaku
Yang memberi kebahagiaan
Dalam kesunyian jiwa
Yang teringat akan dirimu