Minggu, 12 Agustus 2007

Sendiri Disini

Serasa sepi dan sunyi
Ketika tak ada dirinya
Membuat suasana kelabu
Sekian hari bersama
Serasa risau ketika …
Dia disampingku
Membuat ku takut
Akan kehilangan
Namun semua akan terjadi
Yang mengungkap kesendirian
Dihati maupun disini
Bersama mentari pagi

Kesedihan

Terkadang semua terasa indah
Damai dan bahagia
Yang mewarnai kehidupan
Dengan sejuta kenangan
Namun tidaklah itu indah
Tanpa adanya kebahagiaan
Yang menghapus kesedihan
Dalam hati dan sanubari
Sedih datang mengubur kenangan
Kenangan hilang terbawa kesedihan
Menyelimuti kepiluan hati
Bersatu dalam diri

Peri Pagiku

Disaat ku tertidur lelap
Nan memimpikan
Kenangan indah
Tersentak ku terbangun
Dalam alam sadarku
Membungkam bayangan membisu
Memecahkan kalbu
Menanti sang peri pagi hadir
Dalam mimpi indahku
Sebagai memori kegelisahan hati
Memikirkan keajaiban datang
Menemani kesedihan hati

Sahabatku Pelitaku

Kau hadir dalam kesedihanku
Disaat ku tak dapat membendung
Air mata hatiku
Kau menghapus kepiluan Jiwaku
Kau ada saat ku sedih
Kau dukung saatku bahagia
Kau adalah sebagian cahayaku
Yang menerangi redupnya kalbu
Ku ingin kau selalu ada
Dalam suka dan duka
Mengisi kekosongan
Dalam kehidupanku

Sakitnya Hati Ini

Serasa bisu meyelimuti
Saat dia bersamanya
Membungkam rasa ini
Ketika ia didekatnya
Amarahku meluap
Ketika ia kupanggil
Tak menolehkan mukanya
Dan tetap ada disampingnya
Seakan ku ingin kumaki-maki
Diriku ini …
Yang tak berkutik
Ketika melihat dia bersamanya

Hati Yang Perih

Serasa terobek jiwa ini
Melihat semua itu
Seakan mencaci maki
Dan menusuk ragaku
Entah ini kebencian
Atau hanya rasa cemburu
Yang kini kurasakan
Didalam jiwa riangku
Seandainya dia tahu
Kalo aku pun sayang
Dengan segala kepiluan
Yang merobek – robek
Perihnya hatiku
Dengan sejuta emosi

Redupnya hatiku

Baru kurasakan kebahagiaan
Yang tak pernah kudapatkan
Selama hidupku
Bersama redupnya jiwa
Kini telah hilang
Meredup pelita jiwa
Menghapus kesenjaan
Sang bidadari senja
Akankah ada cahaya terang
Yang membangkitkan
Redupnya hatiku
Yang kini kurasakan

Sayap Sayap Yang Hilang

Terusik dalam tidur mimpiku
Seakan merontak jiwaku
Mengubur semua angan
Memejamkan kata rindu
Setarik kata bicara
Menghapus aroma luka
Yang kian lama Kian lebar
Sayap – sayap itu lepas
Terbang terbawa angin
Yang tertiup kencang
Menjadi sebuah kehilangan

Sirnah

Dulu hati ini bahagia
Dengan sejuta senyum
Menebarkan keharuman
Dalam angan jiwa
Sekarang hati ini galau
Dengan semua kebimbangan
Meresap menyatu dihati
Menyiksa batin hati
Kini telah hilang semua
Harap dan anganku
Sirnah terhapus masa

Dihati dan jiwa

Kamis, 09 Agustus 2007

Kebimbangan Sesaat

Ku merasa risau
Dan bimbang menyelimuti
Seakan tertusuk duri
Merasuk dalam pikiran hati
Inginku menangis
Dan berteriak sekuatnya
Namun ku tak bisa
Melakukan semua itu
Bimbang memang bimbang
Namun terkubur dalam mimpi
Menjadi ....
Sejuta rasa risih dihati

Kepedihan

Sedih yang membabi buta
Seakan menghilangkan rasa
Dalam jiwa dan hati
Yang selalu mengikuti
Bimbangnya rasa ini
Mengubur anugrah hati
Memecahkan cahaya hati
Menyambut duri yang berseri
Padih kurasakan
Kepiluan yang ada
Menusuk-nusuk jiwa
Yang selalu ada selamanya

Samudra Langit

Jiwa yang tenang menghiasi
Nenebarkan sejuta keindahan
Yang menyelimuti rasa jiwa
Yang kini membahu diri
Berbaur jiwa langkah
Menghempas samudra langit
Yang menerpa diri sejati
Mengembangkan kenangan mimpi
Terukir senyum berbicara
Seakan menussuk rasa hati
Menusuk rasa sejati
Mengukir kenangan di hati

Cinta Yang Hilang

Kala hati berbicara
Raut wajah berseri-seri
Menggambarkan Pesona jiwa
Indah dan berlian
Kala hati terdiam
Mata pun berbinar
Meneteskan sejuta air mata
Membasahi relung hati
Kala cinta pergi menghilang
Hilang pulalah persona jiwa
Dan sejuta kata mesra
Terkubur dalam angan cinta

Kau

Kau memang cantik
Kau menarik ....
Namun apalah semua itu
Tanpa rupa dan bayangan
Kau memang anggun
Kau memang mempesona
Namun apalah semua
Hanya tinggal kenangan
Andai kau sekumtum bunga
Kan ku petik dan kusimpan
Dan kutanam dalam hati
Untuk mengenang dirimu

Mawar Berduri

Taukah kamu apa itu mawar
Mawar adalah sekuntum bunga
Yang memberikan keharuman
Semerbak rasa jiwa
Taukah kamu mawar berduri
Mereka adalah keperihan hati
Yang tertusuk akan wanginya
Yang takkan terlupakan
Taukah kamu mawar itu indah
Namun tidak semua keindahan
Memberikan kebahagiaan
Bisa saja membawa penderitaan

Peri Hati

Kau hadir seperti kilat
Yang tak ada seorang pung tahu
Kau pergi seperti angin
Yang tak ada seorang pun tahu
Namun aku adalah manusia
Yang tak pernah percaya
Akan janji dan kata-kata
Yang setiap hari terucap
Dalam bisingku kau bahagia
Dalam bimbangku kau gembira
Yang menghancurkan hati
Menusuk sanubariku

Kesadaran Hati

Disatu sisi ku tertipu
Dan tersipu malu-malu
Seakan menyiksa batin
Menusuk raga hatiku
Mata mu melukiskan kata
Bibirmu menorehkan ucapan
Yang seakan menusuk jiwa
Perlahan tapi pasti
Kini ku sadar kau bukan milikku
Yang selalu ku tunggu
Akan pegertian hatimu
Untuk jadi milikku

Cahaya Pagi

Sebinar cahaya pagi
Memberi kehangatan
Dan inspirasi berpikir
Membelah cakrawala
Menghempaskan kesunyian
Menghilangkan kedinginan
Yang menyelimuti malam
Nan gelap dan hitam
Tersambut sesosok embun
Yang meninggalkan kesunyian
Yang menyelimuti
Keheningan sang pagi

Sahabat

Kau hadir dalam bimbangku
Kau pergi dalam bahagiaku
Kau datang dengan senyum
Dalam kebisingan hatiku
Dalam kebimbangan
Kau hadir memberi bahagia
Mengobati perasaanku yang kalut
Menenangkan jiwaku yang kelabu
Kau adalah kembang jiwaku
Pelita penerang jalanku
Yang mewarnai jiwa ragaku
Bercahaya terang benderang
Dalam kesunyian ...

Pagi Yang Indah

Tersentak ku bermimpi
Terbangun dan tersenyum
Menyambut sang fajar
Yang menyongsong hati
Terbinar cahaya menguning
Memancarkan cahaya
Memberi kehangatan
Dalam jiwa dan raga
Indah memang indah
Dan tak dapat terlukiskan
Dan dibayangkan
Tanpa merasakan ....

Kerinduan

Dulu kau hadir dengan senyum
Mewarnai seluruh jiwaku
Membentang luas dalam mimpi
Yang lelah akan mimpi
Kini kau pergi ....
Tinggalkan mimpi-mimpi
Tentang diriku ....
Dalam hatimu
Akankah kau kembali
Mewarnai jendela hati
Dalam lelahku menanti
Tuk selalu bersamamu
Untuk semalanya ....

Pelita Hati

Dulu ku merasa sedih
Dan tersisihkan
Akan kebimbangan
Yang selalu menyelimuti
Kini ku bahagia
Dan tertawa gembira
Akan pelita jiwa
Yang datang kembali
Memberi kehangatan
Dan kegembiraan
Yang menyinari kalbu
Ruang mimpi dan jiwaku

Belahan Jiwa

Kau adalah setetes embun
Yang memberi keheningan
Kau adalah sebutir padi
Yang memberi harapan
Kau adalah lampu pijar
Yang menerangi jalanku
Kau adalah Mutiara
Yang menyilaukanku
Kau adalah lembayu
Yang menghangatkan jiwa
Kau adalah belahan jiwaku
Yang mengisi ruang hati

Pelitaku

Kau adalah senyumku
Yang memberi sejuta harapan
Membagi ruang dan waktu
Melepas kegelisahan
Aku ingin kau jadi bintang
Yang menghiasi malamku
Aku ingin kau jadi Matahari
Yang menyinari siangku
Aku ingin kau jadi pelitaku
Yang memberi kebahagiaan
Dalam kesunyian jiwa
Yang teringat akan dirimu